Pages

Thursday, September 12, 2013

Multikultural Identitas Bangsa Indonesia

Oleh M. Khoiruddin
Multikulturalisme merupakan dasar keyakinan dan kebijakan yang diberikan oleh Negara kepada rakyatnya. Sehingga dalam Negara tidak terjadi pertentangan dari pihak-pihak satu dan lain.

     Indonesia terbentang dari Sabang sampai Merauke. Berpuluh ribu pulau tersebar di antaranya. Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua dan Jawa pulau-pulau besar Nusantara. Berbagai Ras, Etnik dan Budaya terjaga di sana dalam keragaman.

     Keragaman Indonesia telah lama bersemayam di bumi pertiwi ini. Dari nenek moyang kita hingga saat detik ini hari. Walau berkali-kali sering dikikis dari berbagai arah mata angin.

     68 tahun Indonesia merdeka, dalam catatan dunia pada 1945 berdirilah negara Indonesia. Berbagai peristiwa penting dan genting mengundang banyak mata dunia memandang Indonesia kala itu, kini telah menjadi sejarah. Itu yang mereka katakan dalam bungkus kertas pelajaran sekolah.

     Sejarah selalu diingat bagi mereka yang berperan di dalamnya. Generasi dulu dewasa ini sudah mulai tua dan ‘pikun’. Diperparah generasi baru yang sama sekali tidak mengenal Buyut, Canggah, Wareng, Udeg-udeg dan Gantung siwur mereka. Veteran pun terasing di Panti Jompo, seolah pasrah akan perjuangan yang selama hidupnya tidak menuai makna sebenarnya kata Merdeka.

     Banyak permasalahan pelik mengingat ‘Indonesia Merdeka’ yang kita kenali. Permasalahan alam dengan manusia dan manusia itu sendiri dengan pihak lain. Dan kita tetap mengatakan Merdeka. Permasalahan yang belum terselesaikan, masih mengintai penduduk pribumi yang mulai tergusur dari tanah kelahirannya.
Dari gunung ditambang sehingga jadi bukit menjulang datar rata tanah daratan. Nafas dunia mulai gundul, rimba menjadi Perhutani. Gua-gua buatan semakin luas tersebar di bawah tanah. Laut pun tak luput dari sulingan. Pengurasan sumber daya alam. Karena sumber daya alam menjadi daya tarik untuk ditambang, begitu habis pindah tambang yang lain.

     Lain lagi permasalahan sesama manusia. Perlu kita rewind sejarah Negara kita, untuk lebih mengenal lebih jauh dasar Indonesia, Pancasila. Kejadian yang mengakibatkan korban jiwa seperti Poso, Sampang dan lain sebagainya. Perseteruan antar pihak yang semestinya tidak terjadi. Akibat dari kurangnya pemahaman akan Multikultural sebagai pengamalan Pancasila.

     Kebijakan yang tertuang dalam Pancasila memberikan keharmonisan dalam kehidupan masyarakat. Sudah sepatutnya pemahaman suatu perbedaan Ras, Etnik, Budaya bukan alasan untuk memulai pertentangan. Justru dengan perbedaan itu kita saling melengkapi.

     Dari penggalan peristiwa tentang pemahaman suatu perbedaan kita dapat belajar betapa pentingnya sisi multikulturalisme sebagai pijakan kebijakan Negara. Dan lebih mengenal sisi keberagaman yang terjadi di Indonesia. Selain menjadi dasar Negara dalam menentukan kebijakan juga menjadi Identitas Indonesia, sebagai Negara yang di dalamnya terdapat perbedaan ras, etnik dan budaya.

     Multikulturalisme pun dapat mendorong keharmonisan ras, etnik dan budaya. Pemahaman lintas budaya antar sesama, menghambat diskriminasi, kebencian dan kekerasan dalam hidup kemanusiaan.[]